Tari Suling Dewa

Air merupakan sumber kehidupan. Ketika hujan tidak turun dalam waktu lama, bencana kekeringan dapat melanda suatu daerah. Saat itu banyak kegiatan manusia terganggu karena berkurangnya air bersih akibat kekeringan.

Banyak cara dilakukan masyarakat untuk menghadapi bencana kekeringan, misalnya di Desa Bayan, Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Ketika musim kemarau tiba, para tokoh adat atau sesepuh adat Desa Bayan melakukan ritual lewat tarian yaitu Tari Suling Dewa. Tarian tersebut merupakan sarana permohonan doa kepada Tuhan Yang Mahakuasa agar hujan segera turun.

Suling Dewa, kesenian tradisional asal Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini hanya digelar ketika musim kemarau melanda. Tradisi ini dihelat untuk memohon turunya hujan. Mengingat musim kemarau yang menghantui warga Lombok Utara secara khusus dan NTB secara umum, sepertinya ritual yang satu ini perlu diadakan dalam Pekan Apresiasi Budaya (PAB) Kabupaten Lombok Utara yang digelar 18 sampai 21 Agustus 2015 ini.

Sejarah panjang mengiringi kelahiran kesenian yang satu ini. Tiupan seruling dewa ini diyakini masyarakat adat Bayan mampu menurunkan air langit untuk memberikan babak kehidupan yang baru di atas bumi.

Menurut salah seorang tokoh masyarakat Bayan, Rianom, kesenian ini lahir ketika wilayah Bayan dilanda musim kemarau yang berkepanjangan. Karena tak ada satu pun tanaman yang bisa tumbuh dan berkembang, otomatis mempengaruhi siklus kehidupan di Gumi Bayan. Bahaya kelaparan pun mengancam dimana-mana.

Suara-suara bijak dari atas langit memberikan petunjuk demi kelangsungan hidup umat manusia. Salah seorang pemangku (tokoh yang dituakan,red), diberikan petunjuk melalui suara, bukan petunjuk dari mimpi. Sang pemangku pun berkomunikasi tanpa bisa mengetahui siapa si pemilik suara.

1. Berasal dari masyarakat mana tari Suling Dewa?
Jawaban: Tari Suling Dewa berasal dari masyarakat Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.

2. Keadaan apa yang melatarbelakangi dilakukannya Tari Suling Dewa?
Jawaban: Masyarakat menarikan Tari Suling Dewa saat kekeringan melanda daerahnya.

3. Apa tujuan dilakukannya tarian Suling Dewa?
Jawaban: tari Suling Dewa merupakan sarana permohonan doa kepada Tuhan agar hujan segera turun.

Ayo Berdiskusi
Berdasarkan teks “Tari Suling Dewa” tuliskan jawaban dari pertanyaanpertanyaan dalam tabel berikut.

NoPertanyaanJawaban
1. Dari mana asal Tari Suling Dewa?Tari Suling Dewa berasal dari Desa Bayan,
Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
2. Kapan dilakukan Tari Suling
Dewa?
Tari Suling Dewa dilakukan saat musim
kemarau berkepanjangan.
3. Siapa yang melakukan Tari Suling
Dewa?
Tari Suling Dewa dilakukan oleh sesepuh adat
atau tokoh adat Desa Bayan.
4. Apa tujuan dilakukan Tari Suling
Dewa?
Tari Suling Dewa dilakukan sebagai sarana
permohonan doa kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa agar hujan segera turun.
5. Mengapa air penting bagi
manusia?
Air penting bagi manusia sebagai sumber
kehidupan. Manusia membutuhkan air karena
90% tubuh kita merupakan cairan. Air juga kita
perlukan untuk sarana kebersihan.
Tari Suling Dewa merupakan sarana bagi masyarakat Lombok Utara untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa supaya diturunkan hujan. Apa saja tari daerah yang kamu ketahui?

Ayo Membaca
Seni Tari di Indonesia
Seni tari yang berkembang di Indonesia begitu banyak dan beragam. Tarian daerah menggambarkan tradisi dan tata cara kehidupan penduduk di suatu daerah. Tarian biasanya menjadi ciri khas pertunjukan pada upacara adat atau peristiwa penting. Berikut beberapa tarian daerah di Indonesia.

Tabel Tari Daerah di Indonesia

No.TarianDaerah
1. Tari Seudati, Tari Saman MeusekatAceh
2. Tari Serampang Dua Belas, Tari Tor-torSumatra Utara
3. Tari Piring, Tari PayungSumatra Barat
4. Tari Tandak, Tari Makan SirihRiau
5. Tari Joget LambakKepulauan Riau
6. Tari Sekapur Sirih, Tari Selampir DelapanJambi
7. Tari Andun, Tari Bidadari Teminang AnakBengkulu
8. Tari Tanggai, Tari Putri BekhusekSumatra Selatan
9. Tari CampakBangka Belitung
10. Tari Jangget, Tari Melinting, Tari BadanaLampung
11. Tari Jaipong, Tari Topeng Kuncaran, Tari
Merak
Jawa Barat
12. Tari Merak, Tari CokekBanten
13. Tari Topeng, Tari YopongDKI Jakarta
14. Tari Serimpi, Tari Blambang Cakil, Tari
Gambyong
Jawa Tengah
15. Tari Golek Menak, Tari BedhayaDI Yogyakarta
16. Tari Remong, Tari Reog Ponorogo, Tari
Padang Wulan
Jawa Timur
17. Tari Monong, Tari Zapin TembungKalimantan Barat
18. Tari Tambun dan Bungai, Tari Balean DadasKalimantan Tengah
19. Tarian Kancet LedoKalimantan Utara
20. Tari Gong, Tari PerangKalimantan Timur
21. Tari Baksa Kembang, Tari Radab RahayuKalimantan Selatan
22. Tari Legong, Tari Kecak, Tari PendetBali
23. Tari Maengket, Tari PoloSulawesi Utara
24. Tari SarondeGorontalo
25. Tari Lumense, Tari Moduai, Tari Peule CindeSulawesi Tengah
26. Tari Toerang BatuSulawesi Barat
27. Tari Kipas, Tari BosaraSulawesi Selatan
28. Tari Balumpa, Tari DingguSulawesi Tenggara
29. Tari Mpa Lenggogo, Tari GandrungNusa Tenggara Barat
30. Tari Perang, Tari Caci, Tari GawiNusa Tenggara Timur
31. Tari Lenso, Tari CakeleleMaluku
32. Tari Perang, Tari Nahar IlaaMaluku Utara
33. Tari Suanggi, Tari Perang PapuaPapua Barat
34. Tari Selamat Datang, Tari MusyohPapua
Setiap tari daerah tersebut mempunyai pola lantai yang menjadi ciri khusus. Berikut pola lantai Tari Seudati dari Aceh.
Penyajian tari lebih lengkap dengan iringan. Iringan tari merupakan salah satu unsur pertunjukan tari. Ada iringan tari yang berasal dari tubuh manusia. Ada juga iringan tari yang berasal dari berbagai alat musik benda yang dimainkan.

Iringan tari yang berasal dari tubuh manusia misalnya tepukan tangan, hentakan kaki, dan suara-suara dari mulut (siulan atau nyanyian). Iringan tari yang menggunakan alat musik ada yang berupa alat musik tradisional dan ada juga yang berupa alat musik modern.
LihatTutupKomentar